tropicalfishforum.net – Pada hari Rabu (24/1/2024), Korea Utara mengklaim telah melakukan uji coba rudal jelajah strategis terbaru. Media pemerintah Korea Utara, KCNA, membenarkan peristiwa ini pada Kamis (25/1), sesuai dengan laporan militer Korea Selatan.

Rudal yang dikenal sebagai Pulhwasal-3-31 sedang dalam tahap pengembangan dan percobaan tembak. KCNA menyatakan bahwa uji coba tersebut tidak berdampak negatif pada keamanan negara-negara tetangga dan tidak terkait dengan situasi regional. Lebih lanjut, mereka menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pembaruan sistem persenjataan nasional.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan meyakini bahwa peluncuran ini dilakukan untuk menguji peningkatan kemampuan rudal. Pada hari Rabu, militer Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara telah melakukan penembakan beberapa rudal jelajah ke arah laut lepas pantai barat sekitar pukul 07.00. Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Won-sik, mengutuk peluncuran tersebut sebagai ancaman serius terhadap negaranya.

Penting untuk dicatat bahwa istilah “strategis” dalam konteks ini tidak selalu mengacu pada senjata berkekuatan nuklir. Korea Utara sebelumnya telah melakukan uji coba rudal jelajah dengan potensi kemampuan serangan nuklir pada September 2021.

Korea Utara

Korea Selatan Memulai Produksi Besar-besaran Drone

Meskipun rudal jelajah Korea Utara umumnya kurang diminati dibandingkan rudal balistik, karena rudal tersebut tidak secara eksplisit dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, para analis menegaskan bahwa kemampuan rudal jelajah jarak menengah menyerang darat tetap menjadi ancaman serius yang sebanding dengan rudal balistik.

Rudal jelajah dan rudal balistik jarak pendek, baik yang dapat dipersenjatai dengan bom konvensional atau nuklir, dianggap mengganggu stabilitas pada saat konflik karena tidak jelas jenis hulu ledak yang mereka bawa.

Sementara itu, pada hari Kamis, pemerintah Korea Selatan mengumumkan dimulainya produksi massal drone pengintai ketinggian menengah. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk dikerahkan pada tahun 2027, dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan pengawasan dan memberikan kontribusi pada industri pertahanan ekspor negara tersebut.

Korea Utara

Presiden Korea Utara, Kim Jong Un Menghadapi Tantangan Serius dalam Ranah Politik

Di konteks lain, Kim Jong Un menyuarakan perlunya mencari solusi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi setelah menegaskan bahwa kegagalan menyediakan kebutuhan dasar masyarakat, termasuk pangan, merupakan permasalahan serius dalam dunia politik.

Korea Utara telah menghadapi krisis pangan serius selama beberapa dekade terakhir, termasuk masa kelaparan pada tahun 1990-an, yang sering kali diperparah oleh bencana alam seperti banjir.

Meskipun ada peningkatan dalam perdagangan dengan China, situasi pangan di Korea Utara tetap sulit.

Selain itu, Kim Jong Un juga mendorong partainya untuk segera merespons dengan kebijakan yang dapat meningkatkan standar hidup masyarakat secara keseluruhan, serta mengatasi kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan melalui inisiatif pembangunan wilayah yang baru.

Korea Utara

Keputusan ini diumumkan oleh Kim Jong Un selama pertemuan Majelis Rakyat Tertinggi pada awal bulan ini.

“Kondisi ekonomi regional saat ini sangat sulit, tanpa dasar yang memadai, dengan ketidakseimbangan dan kesenjangan yang signifikan antar wilayah, baik dari segi geografis, potensi ekonomi, maupun kualitas kehidupan,” ujar Kim Jong Un.

“Kita tidak bisa hanya menunggu perbaikan kondisi, melainkan harus aktif mencari solusi agar kita dapat terus memenuhi tugas kita untuk kepentingan rakyat.”

Korea Utara, yang terus menghadapi sanksi internasional karena program senjatanya yang terlarang, kini semakin tertekan secara ekonomi akibat pandemi COVID-19 dan kebijakan lockdown yang diterapkan.